Purwakarta, 17 Februari 2025 — Mengawali minggu dengan semangat pencegahan, Tim Cegah Satgaswil Jawa Barat Densus 88 AT Polri hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Pencegahan Paham Intoleran, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme di SMAN 3 Purwakarta.
Kegiatan berlangsung singkat namun penuh makna, dari pukul 08.00 hingga 08.30 WIB, berlokasi di lapangan utama SMAN 3 Purwakarta, Jalan Letkol Abdul Kadir No.15, Desa Nagri Kaler, Kabupaten Purwakarta.

Sebanyak 400 siswa kelas X dan XI memadati lapangan sekolah dengan penuh antusias. Meskipun singkat, sosialisasi ini menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya menjaga diri dan lingkungan dari paparan paham menyimpang.
Kepala Sekolah, Bapak Asep Sundu, menyampaikan ucapan terima kasih dan menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi berkelanjutan dengan Densus 88.
“Siswa kami perlu diberikan bekal wawasan seperti ini agar mereka tidak mudah terpengaruh oleh ideologi yang menyimpang. Ini bagian dari perlindungan masa depan mereka,” ujarnya.
Tim Cegah menyampaikan beberapa poin penting dengan gaya komunikasi yang ringan dan mudah dicerna oleh pelajar:
- Definisi dan bahaya paham intoleran, radikalisme, dan ekstremisme
- Ajakan untuk menanamkan sikap toleransi sejak usia sekolah
- Pentingnya peran generasi muda sebagai agen perdamaian
- Koordinasi aktif dengan pihak sekolah dan aparat jika melihat indikasi mencurigakan
Tim juga menekankan lima langkah sederhana namun vital untuk mencegah paparan radikalisme:
- Gunakan media sosial secara bijak
- Jangan menyebarkan hoaks
- Hindari perilaku bullying, baik di dunia nyata maupun daring
- Fokus pada pendidikan dan pengembangan diri
- Bangun semangat toleransi dalam pergaulan sehari-hari
Kegiatan ini bukan sekadar edukasi, tapi juga memperkuat jalinan sinergi antara Satgaswil Jabar dan pihak sekolah dalam upaya menciptakan ruang pendidikan yang aman dari pengaruh radikal.

Beberapa siswa mengungkapkan bahwa ini pertama kalinya mereka mengetahui secara mendalam bagaimana bahaya radikalisme bisa menyusup lewat hal-hal yang mereka anggap biasa, seperti unggahan media sosial atau pergaulan sehari-hari.
Kegiatan berlangsung aman, tertib, dan mendapatkan respon positif dari seluruh peserta. Melalui kegiatan seperti ini, Densus 88 berharap mampu membangun benteng kesadaran sejak usia dini—karena menjaga bangsa, dimulai dari menjaga generasi muda.